Senin, 14 Juni 2021

CERITA OJOL 2

 Dalam sebuah obrolan ditoko Abah (Ayah) saya dengan yakin dan bangga mengatakan kepada lawan bicaranya (langganan) walaupun dia seirang bos, dia punya anak yang kerja sampingan jadi ojek online.


__________________________


Walaupun klise, kata-kata paling klise "Penyesalan pasti datangnya di akhir" ada benarnya, setidaknya ada bagian dari hidup saya yang selaras dengan kata-kata itu.


Diposisi saat ini, dimana saya sudah menjadi kepala rumah tangga,saya juga harua dihadapkan bahwa tabungan menipis, sedangkan pengeluaran menjadi dobel. Alhamdulillahnya masih bisa di cover sama istri yang kerja 'bikin-bikin video', cuma ya karna freelance, jobnya freelance juga, kadang ada dan kadang ga ada sama sekali.


Selain itu lewat pillow talk menjelang tidur,saya dan istri berencana untuk memiliki rumah. Sebagai generasi yang duitnya habis buat quota internet, nongki di coffe shop, rokok, dan berbagai keperluan yang ga darurat-darurat banget, tentunya kami tidak memiliki kemampuan dan tabungan untuk membeli secara cash.


Pilihannya adalah lewat kredit, dan kredit sebetulnya masih belum solusi amat buat kami, apalagi tiap tahun kan rumah naik. Solusinya adalah lewat kredit rumah bersubsidi. Dari hasil hitung-hitung, gajih saya masih bisa cover bayar bulanannya, walaupun harus super ekstra hemat. Dan kebetulan ada seirang teman yang menjadi agen property dadakan.


Namun impian itu segera sirna, kala istri membawa berita bahwa kami tidak bisa mengambil kredit dirumah bersubdisi dimanapun. Alasannya karena waktu sebelummenikah istri pernah ngambil rumah subsididikotanya,disetujui dan sempat bayar cicilannya beberapabulan, dan ngerasa ga sanggup cicilannya ga dilanjutin. Dan karena kami suami istri dan sudah satu kartu keluarga, saya juga tidak bisa mengajukan kredit. Saya langsung lemas mendengarnya saat itu.


Pilihannya cuma dua, kredit diperumah non subsidi tapi pasti ga mampu bayar bulanannya atau ngumpulin duit yang cukup besar buat beli secara cash, dan dua-duanya saat ini kami ga mampu.


Waktu sebelum timeline berjudul "Pengen punya Rumah berakhir lemas" ini, Abah saya pernah bertanya soal bagaimana kelanjutanbisnis hidroponik saya, setelah saya dan partner bisnis sepakat untuk tidak lagi bekerjasama.


Obrolan itu berlanjut soal pertanyaan abah tentang gajih saya ditoko,cukup atau tidak ketika berumah tangga. Dan dengan yakin saya bilang tidak.


Responnya cukup logis, ia menyarankan saya untuk mencari usaha sampingan, dengan catatan tanpa mengorbankan kerjaa utama yang udah ngasih pemasukan pasti, ada berbagai macam opsi yang ia tawarkan kala itu, salah satunya berjualan dipasar malam dadakan yang biasanya di tiap-tiap kampung di Banjarmasin digelar seminggu sekali.


Hmmmm agak sulit saya lakukan.


Untuk urusan rumah saya masih pengen dengan berbagai opsi yang mungkin akan berkembang, yang pasti opsi yang saat ini saya kejar cari uang dari berbagai revenue stream, sampai kekumpul banyak dan bisa beli rumah sesuai keinginan kami.


Dan alhadulillahnya ada sedikit tambahan penghasilan ketika saya bisa nyambi kerja jadi ojek online, hasilnya ga besar, tapi alhamdulillahnya ngasih tambahan penghasilan buat saya.


Awalnya saya diam-diam saja soal kerjaan sampingan saya, namun akhirnya saya ceritakan ke Abah lewat sebuah momen yang ga pas. Responnya kala itu agak terkejut dan menanyakan emang bisa dapat penumpang, dan saya ceritakan apa yang saya dapat selama nge-ojol.


Dan beberapa hari kemudian saya sama sekali tidak menyesal setelah ia dengan bangganya menceritakan saya yang nyambi kerja, nyambi jadi ojol.

Rabu, 09 Juni 2021

CERITA OJOL 1

 Saya mengendarai motor, sampai di areal persawahan yang sepi,hanyar ada beberapa rumah dan satu bangunan SMP yang tentunya sedang kosong  dan maps menyatakan saya sudah sampai tepat disebuah jalan dekat kompleks kuburan.


Sudah beberapa minggu saya terdaftar menjadi driver sebuah ojek online dengan ciri khas warna kuning. Untuk mendaftarnya sendiri saya tidak niat. Saya melihat sebuah iklan di instagram tentang kesempatan menjadi driver, saya coba isi, namun karena ada beberapa dokumen yang tidak bisa saya isi, saya tidak melanjutkan pendaftaran sampai tuntas.


Namun beberapa jam kemudian pihak dari perusahaan menghubungi saya dan saya jelaskan kalau ada dokumen yang saat itu belum bisa saya lengkapi.


Dan beberapa hari setelahnya saya dihubungi lagi sampai akhirnya mendapatkan id login dan password, sehingga bisa narik.


Pengalaman pertama orderan saya sangat gagap, karena mendaftar full online dan tidak mempelajari proses kerjanya, untungnya sebelumnya saya pernah daftar dan beberapa kali narik di perusahaan ojol lainnya, jadi tinggal penyesuaian sedikit saja.


Ada beberapa layanan yang bisa saya lakukan, pertama ojeknya atau disebut layanan Bike, Food and Shop, dan Delivery. Berdasarkan urutan yang paling saya sukai itu meliputi.


BIKE


Operator ojol yang saat ini,untuk tarif bikenya lebih mahal dari layanan yang lain, tentunya ini pilihan yang menarik bagi kami para driver. Namun diluar itu, saya suka layanan Bike adalah karena adanya interaksi yang bisa saya lakukan ke customer, walaupun pernah juga saya membawa customer tanpa ada obrolan selama perjalanan, namun sih rata-rata kita ngobrol, ada yang pernah cerita tentang hubungannya dengan pacarnya, dan pernah juga sama seorang mba-mba yang baru nikah dan omongan orang sekitar tentang harus punya anak ketika sudah menikah.


DELIVERY


Ini layanan favorit kedua, karena tinggal ambil barang dan langsung jalan, untungnya kalau dapat pembayaran ongkos diawal dan barang sudah dibayar oleh customer, agak riskannya kalau ternyata barang yang diantar belum dibayar dan pembayarannya cukup mahal,dan saat itu driver tidak membawa uang sejumlah itu, istilahnya talangan. Sialnya sih ternyata itu modus penipuan, setelah driver membayar barang, ternyata penerima bodong. Ada yang berbentuk barang ada juga yang berbentuk digital semacam pulsa, pembayaran online,token,dan sejenisnya.


Untuk kasus penipuan soal pembayaran online saya pernah dapat sekali,dengan modus minta belikan barang-barang di minimarket berjaringan, disertai dengan kode pembayaran belanja online.


Untungnya pas sudah sampai dimini marketnya saya agak-agak ragu, jadi saya hubungi customernya karenan pesanannya ratusan ribu, saya katakan ke customernya untuk transfer ke rekening saya sejumlah uang sesuai pesanannya, dalam hati saya saat itu, kalau ini beneran dan saya yang berniat menipu setelah ia transfer uang, toh data saya ada di aplikasi dan dia bisa kekantor atau bahkan membawa ke jalur hukum, dan saat itu saya memang tidak niat untuk menipu.


Namun saat itu customernya marah dan ketika saya bilang gapapa dicancel aja, dia tidak mau dan mengatakan saya penipu, padahal kan dia transfer uang saja tidak dan dia bisa cancel orderan ke saya dan mencari driver yang mau dan ada uang yang cukup.


Dan saya ingat pernah baca kalau pake kode pembayaran itu salah satu modus penipuan ke driver ojol. Saat itu saya bersyukur, saya cuma rugi bensin dari titik saya dapet orderan ke titik pembelian barang.


FOOD AND SHOP


Ini layanan yang cukup menyulitkan, apalagi kalau resto yang di inginkan customer memang resto yang cukup ramai,membuat pesanannya lama dan ada biaya parkirnya serta jarak ke customer ke restonya berdekatan, otomatis biaya ordernya lebih murah,sedangkan lokasi driver saat menerima order,cukup jauh dari lokasi restoran.


Kadang ada yang cukup tega order ke satu resto dan meminta tambahan menu lainnya di resto yang lainnya, pertama tarif tidak bertambah, kedua biaya bensin bertambah dan ketiga memakan waktu, dan ini akan makin sial ketika customer tidak memberi uang tips yang pantas kepada driver atas usaha driver tersebut.


Oh iya Operator ojol yang saya ikuti saat ini kadang cukup bermasalah soal penitikan maps yang tepat, saya tidak tau apakah ini cuma di operator ojol ini saja atau hampir semua operator ojol memiliki masalah yang sama. Itu juga diperparah dengan customer yang tidak memberikan tambahan keterangan seperti nama komplek/gang  lalu jalur kalau ada, dan nomer rumah serta patokan tertentu misalnya jembatan, bentuk/warna rumah atau pagar.


Ada satu cerita yang baru saya alami, saya mendapatkan orderan untuk mengantarkan tas kesebuah tempat. Saat itu sudah berkumandang adzan maghrib dan mulai gelap. Jaraknya cukup jauh dan semakin dekat ke titik pengantaran jalanannya makin sepi dan sepi sampai akhirnya saya memasuki sebuah jalan yang kanan kirinya terdapat persawahan dan rumah yang jaraknya berjauh-jauhan, dan ketika saya lihat di aplikasi maps,sedikit lagi saya sampai dan titiknya tepat disebuah jalan yang disampingnya terdapat sebuah kompleks kuburan.


Saya agak takut sebenarnya, cuma untungnya saat itu saya lebih takut tidak punya uang. Dan setelah telponan dengan si penerima saya harus bolak balik keliling, dan ternyata lokasi si penerima sekitar 200 meter-an dari kuburan.


Pengalaman yang cukup menggembirakan adalah ketika seorang ibu-ibu tua order untuk mengantarkan kue ke rumah anaknya yang sudah menikah. Namun sebelum saya berangkat, ibu itu menyeruh saya menunggu sebentar dan masuk kerumah untuk membawakan kue yang serupa untuk diberikan kepada saya dan memberi segelas air mineral. Saya cukup terharu mendapat perlakuan seperti itu.


Tarifnya sebetulnya cuma 5 ribu karena dekat, namun sesampainya dirumah si anak dia memberikan selembar sepuluh ribu, ketika saya mau memberikan kembalian dia bilang tidak usah. Kereeen,memang keluarga keren.

Senin, 07 Juni 2021

Hai hai hai

Kalau jokes mainstreamnya blog ini udah lama ga ditinggalin, pasti berdebu banget. Padahal blog kan produk digital,mana bisa berdebu, kecuali servernya, ya mungkin mungkin aja berdebu, apalagi kalau ditaroh dipinggir jalan *krik *krik.

Sekarang status saya sudah tidak jomblo lagi sejak lahir. Selama tidak aktif ngeblog ada beberapa hal yang terjadi di hidup (kita fokuskan ke urusan asmara), pertama saya akhirnya punya pacar. Kedua pacar saya itu saya nikahi.

Semenjak menikah sebetulnya tidak banyak hal yang berubah dalam hidup saya, saya tetap menjadi saya seperti sebelum mempunyai pasangan, cuma bedanya ada beberapa hal yang harus saya pelajari,saya biasakan dan beberapa hal lainnya membuat saya kaget.

Untuk urusan pekerjaan saya tetap jaga toko, dan pernah bikin usaha bareng temen SMA, walaupun sekarang udah bubar dan saya masih galau untuk meneruskan atau tidak.

Tidak seperti kebanyakan angkatan saya yang sudah menempati karir tertentu atau sedang berusaha menuju kesana. Di usia yang 2 tahun lagin menuju kepala tiga, saya masih bingung,sebenarnya saya mau jadi apa dan bagaimana ? atau saya bosenan fokus ke sesuatu ? atau saya menyerah karena keadaan? hmm ini saja saya bingung